Senin, 29 September 2014
Citra Rashmi
by Tasaro G.K.
Paperback, 624 pages
Published
September 2013
by Qanita
(first published 2007)
original title : Pitaloka (Cahaya) dan Takhta Nirwana
ISBN13: 9786029225990
Sinopsis
Di tengah pergolakan politik Kerajaan Sunda, putri mahkota yang masih belia dikirim ke luar istana, menjadi mata-mata. Raja mencurigai perguruan filsafat Candrabhaga sebagai cikal bakal pemberontak berbahaya. Putri Mahkota yang menggunakan nama samaran Sannaha menjadi murid kesayangan Candrabhaga karena kecerdasan pikiran dan bakat kanuragannya.
Bertahun-tahun kemudian, Sannaha bertumbuh menjadi gadis misterius yang menyimpan banyak rahasia dan rencana. Kecintaannya terhadap gurunya berbenturan dengan kewajibannya sebagai putri Raja Sunda. Sannaha menyadari benar, dirinya terjebak dalam pusaran kekuasaan antara Raja Sunda dan pemberontak kerajaan paling berbahaya: Yaksapurusa. Cinta Purandara, anak Yaksapurusa, membuat kehidupan sang putri kian rumit. Puncaknya, ketika lamaran Raja Majapahit—Hayam Wuruk—datang, Sannaha memutuskan untuk menjalankan sebuah rencana besar. Konspirasi rumit yang mengagetkan seisi kerajaan.
Kisah ini pernah terbit sebagai cerita bersambung di harian Republika serta novel berjudul Pitaloka (Cahaya) dan Takhta Nirwana. Digabung menjadi satu novel, buku ini menjadi buku pertama dari dwilogi Citra Rashmi.
Buku ini adalah gabungan dari buku Pitaloka terbitan Aditera (Syaamil Cipta Media) dan Takhta Nirwana terbitan Qanita
Sisi lain dari Pitaloka, Putri Mahkota kerajaan sunda diceritakan dengan khas Tasaro, bahasa puitis yang tidak terasa berlebihan untuk yang bukan penggemar bahasa bahas puitis macam gw.... Terasa lebih pas buat jika dibandingkan dengan saat gw menikmati bahasa puitis nan romantis Galaksi Kinanti ataupun puitis yang melelahkan (buat gw) ala novel Muhammad karangan mas Tasaro...
Dibuka dengan selembar kisah 'Aku' di masa tuanya, diteruskan dengan kisah penculikan Pitaloka saat gadis itu masih berumur sepuluh tahun. Pertemuan awalnya dengan Purandara si Elang Merah yang ternyata akan mengisi hari hari mendatang dengan cinta dan airmata #tsaaah
Yaksapura menyabetkan pedangnya, setengah lingkaran. Sannaha yang baru saja melompat, dan siap membacokkan pedangnya kaget bukan main. Pedang beracun itu tak perlu menyentuh kulitnya untuk mendatangkan angin serangan yang menghantam. Sekuat tenaga Sannaha menahan hantaman tenaga dalam itu, namun tetap saja tubuhnya terlontar kebelakang.Itu sedikit cuplikan petarungan antara Sannaha dan Yaksapura, membacanya membawa gw ke masa lalu saat kecanduan membaca wiro sableng, buku murah yang tiap bulan gw tungguin nongol di kios majalah langganan di terminal kampung melayu hihihihi
Buku ini bisa membius gw dengan pertarungan2nya, intrik2 kerajaan, pengkhiatan hingga kisah asmara yang menghiasinya.. Berharap dengan diterbitin ulangnya buku ini oleh Qanita sebagai pertanda mas Tasaro akan meneruskan kelanjutan kisahnya... Lanjut dong ah, kalau engga ngapain diterbitin ulang, minta dibacok apa *ceritanya galak bin songong ala Sannaha*
Dan buku ini membuat gw kembali tergoda untuk membuka 2 buku nagabumi yang setebel gaban... akankah gw bener tergoda liat saja nanti hohohoho :D
Langganan:
Postingan (Atom)